Pages

Selasa, 21 Juni 2016

HUJJAH AMALIYAH NAHDLIYAH #2


HUJJAH AMALIYAH NAHDLIYAH 2

Disusun oleh :
1. Fina Fitriani                   (151120001565)
2. Agus Hemanto               (151120001547)
3.Lailatun Ega Sari           (151120001563)
4.Audria Pramesti Dewi   (151120001566)



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
        Hujjah atau Hujjat (bahasa Arab: الحجة) adalah istilah yang banyak digunakan di dalam Al-Qur'an dan literatur Islam yang bermakna tanda, bukti, dalil, alasan atau argumentasi. Sehingga kata kerja "berhujjah" diartikan sebagai "memberikan alasan-alasan". Kadangkala kata hujjah disinonimkan dengan kata burhan[1], yaitu argumentasi yang valid, sehingga dihasilkan kesimpulan yang dapat diyakini dan dipertanggungjawabkan akan kebenarannya.
Amaliyah Nahdliyah adalah amal perbuatan lahir, baik yang berhubungan dengan Ibadah, Mu’amalah maupun Akhlaq; yang biasa dilakukan oleh kaum Nahdliyyin, bisa jadi secara formal warga Jam’iyyah Nahdlatul Ulama atau bukan.
Nahdlatul Ulama memperjuangkan berlakunya Ajaran Islam ala Ahlussunnah wal Jama’ah, oleh karena itu menurut NU, cara berfikir dan bentindak, cara bertheologi maupun beramal, yang benar didasarkan pada Ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah. Menurut NU, Islam adalah ahlussunnah wal jama’ah, maka kaum nahdliyyin tidak mendasarkan perbuatannya kecuali pada ahlusunnah wal jama’ah.
Secara praktis, amaliyah ahlussunnah wal jama’ah NU di dasarkan pada cara bertheologi menurut madzhab theologi Al-Asy’ary dan Al-Maturidy, dalam bidang fiqh mengikuti salah satu madzhab empat, yaitu : Hanafy, Maliky, Syafi;y dan Hambaly; serta mengamalkan tasawuf sesuai dengan cara tasawuf Imam al-Junaid al-Baghdady dan Imam Al-Ghazaly.

1.2 Rumusan Masalah
Apa hujjah amaliyah nahdliyah tentang :
       1. Tradisi Yasinan
       2. Tradisi Maulid Nabi
       3. Tradisi Manaqiban dan Haul
       4. Tradisi Bulan Syura
       5. Tradisi Bulan Sya’ban, Ruwahan, dan Nyadran
       6. Tradisi Istighatsah dan Tawassul
       7. Khasiyat Ayat Al-Qur’an, Hizib, dan Do’a
       8. Shalat Sunnat Qabliyah Jum’at
       9. Ziarah Kubur
     10. Tradisi Bulan Shafar

1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembahasan yaitu ingin mengetahui lebih detil mengenail hujjah amaliyah nahdliyah tentang :
       1. Tradisi Yasinan
       2. Tradisi Maulid Nabi
       3. Tradisi Manaqiban dan Haul
       4. Tradisi Bulan Syura
       5. Tradisi Bulan Sya’ban, Ruwahan, dan Nyadran
       6. Tradisi Istighatsah dan Tawassul
       7. Khasiyat Ayat Al-Qur’an, Hizib, dan Do’a
       8. Shalat Sunnat Qabliyah Jum’at
       9. Ziarah Kubur
     10. Tradisi Bulan Shafar


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tradisi yasinan
                Tradisi yasinan adalah membaca surat yasin secara bersama-sama. Baik membacanya secara sendiri-sendiri ditempat yang sama, atau membacanya dipimpin oleh seorang pemandu. Biasanya tradisi yasinan dilakukan setiap malam jumat. Ada juga yang melakukn setiap malam ahad, tergantung kesepakatan anggota kelompok yasinan masing-masing.
Bacaan yasin tersebut biasanya dihadiahkan kepada orang-orang yang sudah meninggal dunia. Ada pula yang membacanya disamping orang yang menghadapi detik-detik akhir dari kehidupannya di dunia. Dan adapula yang melakukannya dimakam para ulama, orang tua atau kerabat.
Ada banyak hadits shahih yang menerangkan keutamaan surat yasin, antara lain hadist-hadist yang disebutkan oleh al-Imam Ibn Katsir, salah satu murid terbaik Syaikh Ibn Taimiyah al-Harrani, dalam tafsirnya:
“Abu Hurairah berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membaca surat yasin pada malam harinya, maka ia diampuni pada pagi harinya,” Sanad hadist ini jayyid (shahih). (HR. Al-Hafizh Abu Ya’la).
Demikian hadist yang disebut oleh al-Imam Ibn Katsir dalam tafsirnya. Setelah menyitir hadist shahih tersebut, al-Hafizh Ibn Katsir kemudian berkata begini:
“Karena ini sebagian ulama berkata, di antara khasiat surat yasin ini adalah, bahwa apabila surat yasin dibaca ketika menghadapi persoalan yang sulit, maka Allah akan memudahkannya. Membaca surat Yasin disamping orang yang akan meninggal seakan-akan bertujuan turunnya rahmat dan berkah serta memudahkan keluarnya ruh orang tersebut. Wallahu a’lam. Imam Ahmad bn Hanbal berkata, “Abu al-Mughirah mengabarkan kepada kami, Shafwan mengabarkan kepada kami, ia (Shafwan) berkata, “Para guru selalu berkata, “apabila surat Yasin dibaca disamping orang yang meninggal, maka akan meringankan bebannya.” (Al-Hafizh Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, juz 11, hal. 342-343).
Berkaitan degan keutamaan surat Yasin ketika dibaca disamping makam kaum muslimin, Syaikh Ibn Qayyim al-Jauziyah, murid terdekat Syaikh Ibn Taimiyah, juga berkata:
“Dari al-Husain bin al-Haitsam berkata, “Aku mendengar Abu Bakar bin al-Athrusy berkata, “Ada seorang laki-laki yang rutin mendatangi makam ibunya dan membaca surat Yasin. Pada suatu hari ia membaca surat Yasin dimakam ibunya, kemudian berkata, “Ya Allah, apabila Engkau berikan pahala bagi surat ini, maka jadikanlah pahalanya bagi semua penghuni kuburan ini. “Pada hari Jumat berikutnya, seorang wanita datang dan berkata pada laki-laki itu, “kamu fulan bin fulanah?” Ia menjawab, “Ya.” Wanita itu berkata, “aku punya anak perempuan yang telah meninggal. Lalu aku bermimpi melihatnya duduk-duduk di pinggir makamnya. Aku bertanya “kamu kok bisa duduk-duduk disini?” Putriku menjawab, “Sesungguhnya fulan bin fulanah datang ke makam ibnya. Ia membaca surat Yasin dan pahalanya dihadiahkan kepada semua penghuni makan ini. Kami dapat bagian rahmatnya. Atau kami diampuni dan semacamnya.” (Ibn Qayyim al-Jauziyyah, al-Ruh, hal 18)

2.2 Tradisi Maulid Nabi
           Setiap bulan rabiul awal tiba, mayoritas kaum muslimin di berbagai belahan dunia mengadakan upacara perayaan maulid Nabi SAW. Dalam acara tersebut biasanya dibacakan sirah dan biografi kehidupan Nabi SAW, mulai kelahiran hingga wafatnya. Tidak jarang acara maulid diadakan dengan mendatangkan pembicara dari luar. Setelah acara maulid dilakukan dengan penuh khidmat, maka dilanjutkan dengan suguhan makanan yang dihidangkan kepada para peserta. Tradisi maulid ini sangat baik untuk dilestarikan, karena dapat menjadi sarana dakwah dalam menyampaikan sirah dan biografi Nabi SAW kepada umatnya. Pengetahuan sirah dan biografi Nabi SAW, akan menambah cinta kepada Nabi SAW serta memperkuat keimanan kita kepada Nabi SAW. Syaikh Ibn Taimiyah al-Harrani menanggapi tradisi maulid ini dengan sangat positif. Dalam hal ini beliau berkata dalam kitabnya, Iqtidha’ al-Shirath al-Mustaqi:
“Jadi, mengagungkan Maulid dan menjadikannya sebagai tradisi tidak jarang dilakukan oleh sebagian orang, dan ia memperoleh pahala yang sangat besar karna tujuannya yang baik serta sikapnya yang mengagungkan Rasulullah SAW sebagaiman telah aku jelaskan sebelumnya.” (Syaikh Ibn Taimiyah, Iqtidha’ al_shirath al-Mustaqim, hal 297).
Dewasa ini, dalam rangka memantapkan keyakinan kaum wahabi terhadap kebenaran dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab al-Najdi, pendiri aliran wahabi, kaum Wahabi di Saudi Arabia mengadakan acara semacam maulid atau manaqiban, yang mereka sebut dengan Usbu’ al-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab (Pekan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab). Selama satu pekan, para ulama wahabi bergantian menguraikan keutamaan dan biofgrafi Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dalam bentuk makalah. Kemudian makalah tersebut mereka himpun dan mereka terbitkan. Hal tersebut persis dengan tradisi maulid, haul manaqiban dikalangan kaum Sunni.

2.3 Tradisi Manqiban dan Haul
                 Manaqiban dan haul adalah upacara pembaca biografi dan keutamaan para wali Allah SWT yang menjadi panutan umat. Dalam acara terserbut juga delingi dengan pembacaan al-Fatihah, ayat ayat al-Qur’an dan aneka dzikir lainnya, lalu pahalanya dihadiahkan kepada wali yang bersangkutan. Di sebagian daerah dipulau jawa banyak yang mengadakan manaqiban Syaikh Abdul Qadir al-Jilani, pendiri tereqat Qadiriyah, di daerah Kalimantan Selatan, banyak pula yang merayakan manqib Syaikh Muhammad bin Abdul Karim al-Samman al-Madani al-Syafi’i, pendiri tereqat al-Sammaniyah. Tradisi manaqiban ini sangat baik untuk dilakukan, agar kita dapat menghayati dan meneladani perjalanan kehidupan mereka yang sangat produktif dalam beribadah, berdakwah dan berbakti kepada agama.
Disisi lain, para ulama’ juga menjelaskan, bahwa dalam mengenang orang-orang salih, dapat menurunkan rahmat Allah swt. Dalam konteks tersebut al-iman al-mujtahid sufyan bin uyainah, salah seorang ulama salaf dan guru al-imam ahmad bin hanbal, berkata;
“muhammad bin hasan berkata,” aku mendengar sufyan bin uyainah berkata, “ketika orang-orang salih dikenang, maka rahmat Allah akan turun” (Al-Imam al-Hafizh Abu Nu’aim, Hilyah al-Auliya’, juz 7 hal 285).
Bahkan ketika tegas lagi, syaikh bin taimiyah mengakui bahwa tradidu kaum beriman, pasti merasa senang dan nyaman apabila mengenang dan menyebut para nabi dan orang-orang salih. Dalam konteks ini syaikh ibn taimiyah berkata dalam khitbahnya, al shafadiyah, sebagai berikut:
“kesempurnaan diri tidak akan tercapai tanpa pengetahuan, kemampuan dan kemauan yang sumbernya adalah cinta. Ketika seseorang merasa nikmat dengan pengetahuan, maka sudah barang tentu disana ada rasa cinta terhadap apa yang dinikmatinya. Adakalanya apa yang ia ketahui, ia cinta, serta merasa nikmat dengan mengetahui dan menyebutnya. Sebagaimana orang-orang yang beriman merasa nikmat dengan ma’rifat kepada Allah dan berdzikir kepada-Nya. Bahkan orang-orang yang beriman merasa nikmat dengan mennyebut (mengenang) para nabi dan orang-orang salih. Oleh karena itu ada pameo, “ketika orang-orang salih dikenang, maka rahmat Allah akan turun”, dengan bangkitnya jiwa dan hati seseorang untuk mencintai kebaikan dan merasa senang dan nyaman melakukannya.” (syaikh ibn taimiyah,kitab al-shafadiyah, juz 2, hal 269).

HUJJAH AMALIYAH NAHDLIYAH #1

HUJJAH AMALIYAH NAHDLIYAH
Dosen Pengampu :
NUR ROHMAN, S.Pd., M.Si.



Disusun oleh:
                                                  1. Septi Velitasari N. (151120001587)
                                                  2. Mukaromah (151120001588)
                                                  3. Nidya Fitriyani (151120001601)
                                                  4. Windi  Tyas Oktavia (151120001603)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA
TAHUN 2016

KATA PENGANTAR


           Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Hujjah Amaliyah Nahdliyah ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak Nur Rohman, S.Pd., M.Si. selaku Dosen mata kuliah Agama II (Ahlussunnah Wal Jama’ah) yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

           Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Ahlussunnah Wal Jama’ah. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,  mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
 Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah kami susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Jepara, Juni 2016


Penyusun



PERSPEKTIF ASWAJA TENTANG BID’AH

PERSPEKTIF ASWAJA TENTANG BID’AH

Makalah
Agama 2 (Ahlussunnah Wal Jamaah)







Pembimbing: Nur Rohman, S.Pd., M.Si
Disusun oleh:

                                                  Yulicha Ariyati               151120001719
                                                  Tiara Setia Rosa            151120001740
                                                  Dian Novita Dewi 151120001744






PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA
TA 2015/2016



KATA PENGANTAR

          Puji syukur kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga dapat tercipta sebuah makalah guna memenuhi tugas mata kuliah Aswaja(Ahlussunnah Wal Jamaah)
Makalah ini takkan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada:
     1. Bapak Nur Rohman, S.Pd., M.Si  selaku dosen mata kuliah Agama 2
     2. Orang tua saya yang telah memberi motivasi, serta memfasilitasi dalam berjalannya penyusunan makalah ini, dan tentunya yang selalu mendo’akan demi kesuksesan anaknya ini.
     3. Seluruh rekan-rekan yang telah membantu, memotivasi  dalam penyusunan makalah ini.
Dalam makalah ini,kami bermaksud menuturkan materi yang akan dikaji  dalam kegiatan belajar mengajar. Makalah ini bukanlah makalah yang sempurna, jadi tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, kami  memohon kritik dan saran yang dapat membangun untuk masa yang akan datang.
Jepara,30 Mei 2016


Penyusun



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB 1   PENDAHULUAN
           1.1          LATAR BELAKANG
           1.2          RUMUSAN MASALAH
           1.3          TUJUAN PENULISAN

BAB ll    PEMBAHASAN
           2.1 Pengertian Bid’ah
           2.2 Macam – Macam Bid’ah
           2.3 Kriteria Bid’ah Hasanah
           2.4 Contoh – contoh bid’ah
           2.5 Pendapat ulama mengenai amalan yang tidak ada contoh sebelumnya dari Nabi SAW
           2.6 Bid’ah dalam kaidah hukum / syariat
           2.7 Pandangan Bid’ah dari kelompok atau aliran lain
           2.8 Pandangan dan Respon NU terhadap Aksi klaim syirik tentang bid’ah dari kelompok lain

BAB lll PENUTUP
           3.1       KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA


PERAN NU DARI MASA KE MASA

PERAN NU DARI MASA KE MASA




Dosen Pengampu : Nur Rohman, S.Pd., M.Si.

Nama Kelompok :

                                                 1. Nita Ayu  Fitriani       (151120001581)
                                                 2. Ery Setiawati (151120001594)
                                                 3. Khalimatus Sa’diyah (151120001595)
                                                 4. Nurul Isti’anah           (151120001599)

Kelas : AA



UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA
JL. Taman Siswa (Pekeng) Tahunan Jepara 59427


KATA PENGANTAR

           Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah sebagai tugas yang diberikan oleh dosen.
Meskipun makalah ini belum sempurna semoga bermanfaat bagi pembaca. Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Serta penulis selalu mengaharap kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa mendatang.


Penulis

Jepara,  Mei 2016


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I  PENDAHULUAN 1
       1.1 Latar Belakang 1
       1.2 Rumusan Pembahasan 1
       1.3 Tujuan 1

BAB II  PEMBAHASAN 2
       2.1 Peran NU Pada Masa Penjajahan 2
       2.1.1 Masa Penjajahan Belanda 4
       2.1.2 Masa Penjajahan Jepang 4
       2.2 Peran NU Pada Masa Kemerdekaan 5
       2.3 Peran NU Pada Masa Mempertahankan Kemerdekaan 6
       2.4 Peran NU Pada Masa Orde Lama 6
       2.5 Peran NU Pada Masa Orde Baruditambah kembali ke khittah 7
       2.6 Peran NU Pada Masa Reformasi 12
       2.7 Peran NU Pasca Reformasi 14

BAB III PENUTUP 17
       3.1 Simpulan 17
       3.2 Saran 17

DAFTAR PUSTAKA 18


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
      Dengan semakin berkembangnya zaman, NU harus dapat ikut menyesuaikan terhadap adanya perubahan tersebut. Maka dari itu, peran NU sangat penting untuk kita pelajari dari masa ke masa. Seperti peribahasa yang berbunyi “Kacang tidak lupa kulitnya” yang berarti bahwa kita sebagai warga NU seharusnya tidak melupakan sejarah berdirinya NU dan peran NU dari masa ke masa. Karena itu adalah hal yang sangat penting untuk diketahui dan dipelajari oleh semua warga NU atau yang sering disebut warga Nahdliyin.

1.2 Rumusan Pembahasan
      1. Bagaimana peran NU pada masa penjajahan?
      2. Bagaimana peran NU pada masa kemerdekaan?
      3. Bagaimana peran NU pada saat mempertahankan kemerdekaan?
      4. Bagaimana peran NU pada saat orde lama?
      5. Bagaimana peran NU pada saat orde baru?
      6. Bagaimana peran NU pada saat reformasi?
      7. Bagaimana peran NU pasca reformasi?

NILAI - NILAI DASAR ASWAJA

NILAI - NILAI DASAR ASWAJA



KATA PENGANTAR
         Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufik , dan hidayah-Nya, sehingga dapat tercipta sebuah makalah guna memenuhi tugas mata kuliah Aswaja(Ahlussunnah Wal Jamaah)
Makalah ini takkan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada:
       1.      Bapak  Nur Rohman, S.Pd., M.Si  selaku dosen mata kuliah Agama 2
    2.   Orang tua saya yang telah memberi motivasi,  serta memfasilitasi  dalam  berjalannya penyusunan makalah ini, dan tentunya yang selalu mendo’akan demi kesuksesan anaknya ini.  
       3.      Seluruh rekan-rekan yang telah membantu, memotivasi  dalam penyusunan makalah ini.
Dalam makalah ini Kami bermaksud menuturkan materi yang akan dikaji  dalam kegiatan belajar mengajar. Makalah ini bukanlah makalah yang sempurna, jadi tidak lepas dari sebuah kesalahan. Oleh karena itu, Kami  memohon kritik dan saran yang dapat membangun untuk masa yang akan datang.

Jepara,16  Mei 2016


Penyusun



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAN
       1.1          LATAR BELAKANG
       1.2          RUMUSAN MASALAH
       1.3          TUJUAN PENULISAN

BAB ll PEMBAHASAN
        2.1 MABADI KHOIRUL UMMAH
        2.2 KHITTAH NAHDLIYAH 
        2.3 UKHUWAH NAHDLIYAH

BAB llI PENUTUP
        3.1       KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
  Nahdlatul Ulama didirikan sebagai Jam’iyah Diniyah Ijtima’iyah (organisasi keagamaan kemasyarakatan) untuk menjadi wadah perjuangan para ulama dan pengikutnya. Tujuan didirikannya NU ini diantaranya adalah : Memelihara, Melestarikan, Mengembangkan dan Mengamalkan ajaran Islam Ahlu al-Sunnah Wal Jama’ah yang manganut salah satu pola madzhab empat: Imam Hanafi, Imam Maliki,Imam Syafi’i dan Imam Hanbali, Mempersatukan langkah para ulama dan pengikut-pengikutnya, dan Melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan masyarakat, kemajuan bangsa dan ketinggian harkat serta martabat manusia. Kendala utama yang menghambat kemampuan umat melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar dan menegakkan agama dan karena kemiskinan dan kelemahan dibidang ekonomi. Maka, muktamar mengamanatkan PBNU untuk mengadakan gerakan penguatan ekonomi warga. Para pemimpin NU waktu itu menyimpulkan bahwa kelemahan ekonomi ini bermula dari lemahnya sumber daya manusianya (SDM). Mereka lupa meneladani sikap Rasulullah sehingga kehilangan ketangguhan mental. Setelah diadakan pengkajian, disimpulkan ada beberapa prinsip ajaran Islam yang perlu ditanamkan kepada warga NU agar bermental kuat sebagai modal perbaikan sosial ekonomi meliputi Mabadi Khaira Ummah, Khittah Nahdhiyah, dan UkhuwahNahdhiyah.

STRUKTUR DAN PERANGKAT ORGANISASI NAHDLATUL ULAMA

STRUKTUR DAN PERANGKAT ORGANISASI
NAHDLATUL ULAMA







RESUME
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Agama Islam 2 (Ahlussunnah Wa Al-Jama’ah)

Dosen Pengampu: Nur Rohman, S.Pd., M.Si.

Oleh:
                                                     1. Roisul Fikri (151120001567)
                                                     2. Danu Mujianto (151120001545)
                                                     3. Dani Johan Sudirgo (151120001553)




PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA  JEPARA
2016

KATAPENGANTAR

          Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang bahwasanya kami dapat menyelesaikan tugas resume mata kuliah Agama 2 yang berjudul Struktur dan Perangkat Organisasi NU dengan baik.
Walaupun demikian, sudah barang tentu makalah ini masih terdapat kekurangan dan belum dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan kami.Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak kami harapkan agar dalam pembuatan makalah di waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi.Harapan kami semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang membacanya.

Jepara, 5 Mei 2016


Tim Penulis

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA NU

MAKALAH
SEJARAH NU, ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA NU

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam 2
Dosen Pengampu: Nur Rohman, S.Pd., M.Si.











Oleh :
                                                   Putri Pratiwi                  (151120001548)
                                                   Ery Setyo Rini               (151120001556)
                                                   Fiwi Yeni Nazara           (151120001571)
                                                   Siti Zelikha Khomsatun (151120001573)






PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’
2015/2016



KATA PENGANTAR
           Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa  atas anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam 2.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pengampu kami juga untuk lebih memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis.
             Makalah ini berisi materi tentang “Sejarah Nahdlatul Ulama’, Anggaran Dasar, dan Anggaran Rumah Tangga”. Yang menjabarkan teori-teori yang merujuk pada terbentuknya Nahdlatul Ulama, beserta ajaran/pokok pikiran dari Nahdlatul ‘Ulama. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca guna mendapatkan wawasan dan pengetahuan terlebih untuk diri penulis sendiri.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun penulis menyadari bahwa penulis memiliki keterbatasan sebagai manusia biasa. Oleh karena itu, jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun dari isi makalah ini, kami memohon maaf dan penulis berharap adanya kritik dan saran dari dosen pengampu maupun pembaca sangat diharapkan penulis untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Amin.


Jepara, 20 April 2016

PERJALANAN ASWAJA KE NUSANTARA (PASCA WALI SONGO)

PERJALANAN ASWAJA KE NUSANTARA
(PERIODE PASKA WALISONGO)











Makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama 2 (Aswaja)

Disusun Oleh:
1. Maulfi Ahmad Noor Wafiri (151120001570)
2. Oktaviana Muvidah (151120001720)
3. Naili Maghfiroh (151120001736)



FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA  JEPARA
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang " Perjalanan Aswaja ke Nusantara " ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas agama dua dengan judul "Perjalanan Aswaja ke Nusantara". Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini memberi manfaat bagi banyak pihak.Amiin.



Jepara, 7 April 2016


Penulis






BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Perjalanan Aswaja ke Nusantara pada periode paska Walisongo banyak diperankan oleh para kiai yang ada di pondok pesantren. Pembahasan tema ini menjadi menarik karena dokumen-dokumen terkait Aswaja pada masa penjajahan tidak banyak ditemukan.


SEJARAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ASWAJA




PENGERTIAN ASWAJA,SEJARAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ASWAJA

Oleh
1. Luthfiatul Aini
2. Nurul Umah Safitri
3. Dinda Septia Ningrum
4. PrihandonoHALAMA

N DEPAN
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’
(UNISNU) JEPARA
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pengertian,pertumbuhan,perkembangan aswaja.Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Agama 2.Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Yth :
1.        Nur Rohman,S.Pd.,M.Si selaku Dosen Agama 2
2.        Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi
3.        Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari guru mata pelajaran guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik  di masa yang akan datang.






Jepara,28 Februari 2016






BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Istilah “ Ahlusunnah wal jama’ah” adalah sebuah istilah yang di Indonesiakan dan kata Istilah“ Ahlusunnah wal jama’ah” ia merupakan rangkaian kata-kata “Ahl” berarti golongan,”Al-sunnah”  berarti perilaku jalan hidup atau perbuatan yang mencakup ucapan dan tindakan Rasulullah SAW.”Al jamaah”  berarti jamaah yakni para sahabat rasulullah SAW.Maksudnya ialah perilaku atau jalan hidup para sahabat.Dengan demikian maka secara etimologis istilah Ahlusunnah wal jama’ah” atau golongan yang senantiasa mengikuti jalan hidup Rasulullah SAW dan jalan hidup para sahabatnya atau golongan yang berpegang teguh pada sunnah rosul dan sunah (tariqah) para sahabat,lebih khusu lagi ( Abu bakar,Umar bin khatab,Usman bin affan,Ali bin abi thalib).
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Aswaja?
2. Dasar Aswaja?
3. Lahirnya sekte/firqah dalam islam?
4. Perbedaan Aswaja dan kelompok lain di bidang Aqidah, Fiqh dan Politik ?
5. Mazhab Asy’ariah dan tokoh-tokoh Madzhab Asy’ari
6. Madzhab Asy’ari dan madzhab fiqh yang empat
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Aswaja
2. Mengetahui Dasar Aswaja
3. Mengetahui Lahirnya sekte/firqah dalam islam
4. Mengetahui Perbedaan Aswaja dan kelompok lain di bidang Aqidah, Fiqh dan Politik
5. Mengetahui Mazhab Asy’ariah dan Tokoh-tokoh Madzhab Asy’ari
6. Mengetahui Madzhab Asy’ari dan madzhab fiqh yang empat
BAB II
PEMBAHASAN

Senin, 20 Juni 2016

SEJARAH ASWAJA

AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH;
PENGERTIAN, SEJARAH, DAN TOKOH


Dibuat Oleh
1.     Ika Luviana Sari              (151120001627)
2.     Nur Ihsan                          (151120001633)
3.     Anik Hidayah                   (151120001647)
4.     Afrida Andriastuti           (151120001650)




PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’
(UNISNU) JEPARA
2016



KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW. Dalam Resume Materi Kuliah  yang berjudul “Ahlusunnah Wal Jama’ah:  Pengertian,  Sejarah, dan Tokoh-Tokoh Aswaja”
 ” penulis bermaksud menjelaskan secara detail tentang materi penalaran. Adapun tujuan pembuatan resume ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama 2 (Ahlusunnah Wal Jama’ah). Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan resume ini.



Jepara, 26 Februari 2016


Penulis













BAB I
PENDAHULUAN

Aswaja sangat perlu dipelajari karena Aswaja termasuk ajaran orang-orang Islam secara keseluruhan dan sebagai bekal untuk pedoman hidup dalam sehari-hari. Aswaja adalah suatu golongan yang menganut syariat islam yang  berdasarkan pada al-quran dan hadis. Aswaja sebagai bagian dari kajian keislaman merupakan upaya yang mendudukkan aswaja secara proposional, bukannya semata-mata untuk mempertahankan sebuah aliran atau golongan tertentu yang mungkin secara subyektif kita anggap baik karena rumusan dan konsep pemikiran teologis yang diformulasikan oleh suatu aliran, sangat dipengaruhi suatu masalah teori pada masanya dan mempunyai sikap.
Materi yang akan kita bahas meliputi:
1.     Pengertian, Ajaran, Ciri Khas dan Dasar Akidah Aswaja
2.     Sejarah Kemunculan Aswaja(FaktorReligius, Sosialdan Politik),
3.     Perbedaan Aswaja dan kelompok lain di bidang Aqidah, Fiqh dan Politik
4.     Pandangan Aswaja terhadap Hubungan Syara dengan Akal, Ilmu Kalam dan Filsafat
5.     Mengenal Tokoh-Tokoh Aswaja